Faktor Penyebab Rendahnya Produksi Kurma di Indonesia - Soal dan Pembahasan

Sodiqi.com - Kebutuhan akan kurma saat bulan ramadhan hingga musim haji sangat tinggi. Indonesia memproduksi kurma dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 1 persen dari total kebutuhan nasional. Oleh karena itu, Indonesia mengimpor kurma dari negeri Timur Tengah. Pada tahun 2018 mencatatkan nilai impor sebesar 39,9 ribu ton (BPS, 2018). Faktor penyebab rendahnya produksi kurma di Indonesia adalah ....

Ilustrasi Produk Kurma - Sumber: Levi Meir Clancy on Unsplash

(A) lahan yang sesuai tidak terbatas, curah hujan tinggi, tanah basah, pH asam, dan kandungan garam tinggi
(B) lahan yang sesuai terbatas, curah hujan tinggi, tanah lembab, pH netral, dan kandungan garam rendah
(C) lahan yang sesuai tidak terbatas, curah hujan tinggi, tanah kering, pH basah, dan kandungan garam tinggi
(D) lahan yang sesuai terbatas, curah hujan tinggi, tanah liat, pH netral, dan kandungan garam rendah{alertInfo}

Jawaban yang Paling Benar: (B) Lahan yang sesuai terbatas, curah hujan tinggi, tanah lembab, pH netral, dan kandungan garam rendah{alertSuccess}

Penjelasan:

Produksi kurma di Indonesia sangat rendah (hanya 1% dari kebutuhan nasional) karena faktor agroekologis yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh pohon kurma. Berikut analisis faktor-faktor penyebabnya:

Lahan yang Sesuai Terbatas

Kurma (Phoenix dactylifera) merupakan tanaman gurun yang membutuhkan iklim kering dengan suhu tinggi. Indonesia, sebagai negara tropis, memiliki lahan dengan iklim dan kondisi geografis yang sesuai sangat terbatas. Mayoritas wilayah memiliki kelembaban tinggi dan curah hujan melimpah, sehingga tidak ideal untuk budidaya kurma.

Curah Hujan Tinggi

Kurma tumbuh optimal di daerah dengan curah hujan rendah (250–300 mm/tahun). Curah hujan tinggi di Indonesia (bisa mencapai 2.000–3.000 mm/tahun) menyebabkan genangan air, menghambat penyerbukan alami, dan memicu pertumbuhan jamur pada buah. Kondisi ini bertolak belakang dengan habitat asli kurma di Timur Tengah yang kering.

Tanah Lembab

Akar pohon kurma rentan membusuk jika tergenang air. Tanah lembab akibat curah hujan tinggi dan drainase buruk tidak cocok untuk pertumbuhannya. Kurma memerlukan tanah berpasir atau berkerikil yang kering dan cepat mengalirkan air.

pH Netral hingga Alkali

Meskipun kurma toleran terhadap pH 8–11 (alkali), tanah di Indonesia umumnya bersifat netral hingga asam akibat pelapukan mineral oleh hujan. pH netral (seperti pada opsi B) sebenarnya kurang ideal, tetapi bukan faktor utama penghambat dibandingkan kelembaban dan drainase.

Kandungan Garam Rendah

Kurma mampu tumbuh di tanah bergaram (salinitas tinggi), sedangkan tanah di Indonesia umumnya memiliki salinitas rendah. Namun, faktor ini bukan penyebab dominan rendahnya produksi, melainkan kombinasi iklim basah dan ketidakcocokan lahan.

Mengapa Opsi Lain Salah:

(A) dan (C): Mengklaim "lahan sesuai tidak terbatas", padahal realitas produksi 1% membuktikan lahan sesuai sangat terbatas.

(D): "Tanah liat" memang buruk untuk drainase, tetapi curah hujan tinggi dan tanah lembab (opsi B) lebih menggambarkan kondisi iklim Indonesia yang sebenarnya menghambat pertumbuhan kurma.

Ikhtisar:

Kombinasi lahan terbatas, curah hujan tinggi, dan tanah lembab menjadi faktor utama rendahnya produksi kurma di Indonesia. Opsi (B) secara komprehensif merangkum tantangan agroekologis tersebut.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama