Kjokkenmoddinger Adalah Salah Satu Peninggalan Masyarakat pada Zaman Mesolitikum - Soal

Sodiqi.com - Kjokkenmoddinger adalah tumpukan sampah dapur prasejarah yang terdiri dari cangkang kerang, tulang hewan, dan sisa makanan lainnya.

Peninggalan zaman Mesolitikum ini banyak ditemukan di wilayah pesisir, menunjukkan bahwa masyarakat saat itu hidup dengan memanfaatkan sumber daya laut.

Foto Contoh Situs Sejarah Kjokkenmoddinger - Sumber: Mikelzubi, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

Untuk menentukan jawaban yang tepat, kita perlu mencermati keterkaitan antara ciri lokasi Kjokkenmoddinger dengan deskripsi alam dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang diberikan.

Soal:
Kjokkenmoddinger adalah salah satu peninggalan masyarakat pada zaman Mesolitikum. Dengan melihat pada bentuk, ciri, serta lokasi ditemukannya peninggalan tersebut, dapat dipastikan masyarakat tersebut tinggal di wilayah seperti tempat yang ada dalam ayat ....

(A) Q.S. An-Naba: 15
(B) Q.S. Asy-Syams: 6
(C) Q.S. An-Naziat: 31
(D) Q.S. At-Takwir: 6{alertInfo}

Analisis Opsi Jawaban:

(A) Q.S. An-Naba: 15

Ù„ِّÙ†ُØ®ْرِجَ بِÙ‡ٖ Ø­َبًّا ÙˆَّÙ†َبَاتًاۙ

agar Kami menumbuhkan dengannya biji-bijian, tanam-tanaman,{codeBox}

Ayat ini berbicara tentang turunnya hujan dan tumbuhnya tanaman biji-bijian. Ini lebih menggambarkan aktivitas pertanian, bukan lingkungan pesisir.

(B) Q.S. Asy-Syams: 6

Ùˆَالْاَرْضِ ÙˆَÙ…َا Ø·َØ­ٰىهَاۖ

demi bumi serta penghamparannya,{codeBox}

Ayat ini menyebut bumi yang dihamparkan, tetapi deskripsinya terlalu umum dan tidak spesifik merujuk pada wilayah laut atau pantai.

(C) Q.S. An-Naziat: 31

اَØ®ْرَجَ Ù…ِÙ†ْÙ‡َا Ù…َاۤØ¡َÙ‡َا ÙˆَÙ…َرْعٰىهَاۖ

Darinya (bumi) Dia mengeluarkan air dan (menyediakan) tempat penggembalaan.{codeBox}

Ayat ini menjelaskan bagaimana Allah mengeluarkan air dan padang rumput dari bumi. Air (laut) dan daratan (tempat Kjokkenmoddinger ditemukan) relevan dengan kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada sumber daya laut dan darat.

(D) Q.S. At-Takwir: 6

Ùˆَاِذَا الْبِØ­َارُ سُجِّرَتْۖ

apabila lautan dipanaskan,{codeBox}

Ayat ini menggambarkan laut yang dipanaskan hingga mendidih, merujuk pada peristiwa akhir zaman. Konteksnya tidak sesuai dengan kehidupan manusia di pesisir pada masa lampau.

Ikhtisar

Kjokkenmoddinger erat kaitannya dengan wilayah pantai, di mana masyarakat Mesolitikum mengumpulkan kerang dan berburu hewan laut.

Q.S. An-Naziat: 31 secara spesifik menyebutkan pengeluaran air (laut) dan padang rumput (daratan) dari bumi, yang mencerminkan lingkungan tempat Kjokkenmoddinger ditemukan.

Ayat ini paling tepat menggambarkan lokasi kehidupan masyarakat tersebut dibandingkan opsi lain yang konteksnya tidak selaras.

Dengan demikian, jawaban paling benar adalah (C) Q.S. An-Naziat: 31.{alertSuccess}

Wawasan Tambahan

Kjokkenmoddinger (dari bahasa Denmark: kjökken = dapur, mödding = tumpukan sampah) adalah situs arkeologi berupa tumpukan cangkang kerang, tulang hewan, dan sisa makanan lainnya yang ditinggalkan oleh manusia prasejarah pada zaman Mesolitikum (sekitar 10.000–5.000 SM). Berikut beberapa fakta penting tentang Kjokkenmoddinger:

Fungsi & Ciri Khas:
Kjokkenmoddinger merupakan "sampah dapur" prasejarah yang menumpuk selama ratusan tahun.

Situs ini menunjukkan pola hidup masyarakat pemburu-pengumpul (hunter-gatherer) yang bergantung pada sumber daya pesisir, seperti kerang, ikan, dan hewan laut.

Lokasi Penemuan:
Banyak ditemukan di wilayah pantai Skandinavia (seperti Denmark) dan beberapa wilayah Eropa Utara.

Di Indonesia, situs serupa (misalnya di pesisir Sumatra dan Jawa) juga ditemukan, meski istilah "Kjokkenmoddinger" lebih umum digunakan dalam konteks Eropa.

Signifikansi Arkeologis:
Menjadi bukti awal adaptasi manusia terhadap lingkungan pesisir dan pengembangan teknologi sederhana, seperti alat batu untuk membuka kerang.

Analisis lapisan Kjokkenmoddinger membantu ilmuwan memahami pola diet, migrasi, dan perubahan iklim pada masa itu.

Budaya Ertebølle:
Kjokkenmoddinger erat kaitannya dengan Budaya Ertebølle (5.300–3.950 SM) di Eropa Utara, yang dianggap sebagai masyarakat pesisir prasejarah dengan kemampuan mengolah sumber daya laut secara intensif.

Kjokkenmoddinger tidak hanya sekadar tumpukan sampah, tetapi juga "perpustakaan" purba yang mengungkap bagaimana manusia awal berinteraksi dengan alam dan bertahan hidup di era pra-pertanian.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama