Sodiqi.com - Pernah lihat seseorang yang karirnya melesat cepat, atau keluarga yang status ekonominya berubah drastis dalam beberapa generasi?
Atau mungkin Anda kenal orang yang pindah ke kota besar untuk mencari kehidupan baru?
Semua itu adalah contoh nyata jenis-jenis mobilitas sosial dalam kehidupan kita.
Mobilitas sosial mengacu pada pergerakan individu atau kelompok dalam hierarki status sosial.
![]() |
Ilustrasi Pendidikan Sebagai Sarana Mobilitas Sosial - Sumber: Herlambang Tinasih Gusti on Unsplash |
Dengan memahami ragamnya membantu kita membaca dinamika masyarakat dengan lebih jernih. Yuk, kita kupas lebih dari lima jenis utamanya!
1. Mobilitas Sosial Vertikal (Naik): Si Pendaki Tangga Sosial
Jenis inilah yang sering jadi impian banyak orang. Mobilitas vertikal naik terjadi ketika seseorang atau kelompok mengalami peningkatan status sosial atau ekonomi.Bayangkan seorang karyawan yang rajin dan kompeten akhirnya naik jabatan menjadi manajer, lengkap dengan gaji dan tanggung jawab yang lebih besar.
Atau seorang anak dari keluarga sederhana yang berhasil menjadi pengusaha sukses. Mereka berhasil mendaki tangga sosial.
Faktor pendorongnya bisa pendidikan tinggi, prestasi kerja, pernikahan, atau bahkan keberuntungan dalam bisnis. Mobilitas ini memberi harapan dan sering dilihat sebagai bukti kesetaraan peluang.
2. Mobilitas Sosial Vertikal (Turun): Ketika Posisi Merosot
Tak selalu naik, pergerakan sosial juga bisa menurun. Mobilitas vertikal turun adalah kebalikan dari yang pertama. Seseorang atau kelompok mengalami penurunan status sosial atau ekonomi.Contohnya, seorang pengusaha yang bangkrut dan kehilangan kekayaan serta pengaruhnya, atau seorang profesional yang di-PHK dan kesulitan mendapatkan pekerjaan setara.
Peristiwa seperti krisis ekonomi, penyakit berkepanjangan, atau kesalahan pribadi bisa memicu pergerakan turun ini.
Meski kurang menyenangkan, memahami jenis ini penting untuk melihat kerentanan dalam struktur sosial.
3. Mobilitas Sosial Horizontal: Pindah "Lajur" Tanpa Naik-Turun
Kalau mobilitas vertikal itu naik-turun, mobilitas horizontal adalah perpindahan "menyamping". Status atau prestisenya relatif setara, hanya jenis atau lingkungannya yang berubah.Contoh paling jelas adalah seseorang yang pindah pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dengan jabatan dan gaji yang hampir sama. Atau seorang guru yang beralih profesi menjadi trainer korporat dengan level pendapatan serupa.
Perpindahan agama (ke agama lain yang dianggap setara status sosialnya di masyarakat tersebut) atau pindah domisili ke daerah lain dengan strata sosial serupa juga termasuk di sini. Intinya, perubahannya terjadi tanpa mengubah posisi dalam hierarki.
4. Mobilitas Antargenerasi (Intergenerational): Cerita Dua Generasi
Mobilitas jenis ini membandingkan posisi sosial antara orang tua dan anak-anaknya. Ia mengukur sejauh mana anak berhasil mencapai status sosial yang berbeda dari orang tuanya.Misalnya, anak seorang buruh tani berhasil menjadi dokter. Itu adalah mobilitas antargenerasi naik yang signifikan.
Sebaliknya, jika anak seorang pejabat tinggi justru hanya bekerja sebagai pegawai biasa tanpa prestise khusus, itu bisa dianggap mobilitas antargenerasi turun.
Mobilitas antargenerasi sering jadi indikator "keterbukaan" sebuah masyarakat. Semakin besar peluang anak dari latar belakang rendah untuk sukses, semakin tinggi mobilitas antargenerasi naiknya.
5. Mobilitas Intragenerasi: Perjalanan Satu Orang Sepanjang Hidup
Berbeda dengan antargenerasi, mobilitas intragenerasi fokus pada pergerakan status sosial seorang individu sepanjang hidupnya sendiri. Ia melihat naik-turunnya karir atau status seseorang dari masa muda hingga tua.Bayangkan seseorang yang memulai karier sebagai staf admin, lalu berproses menjadi supervisor, manajer, dan akhirnya direktur di perusahaan yang sama. Itu adalah mobilitas intragenerasi naik yang stabil.
Atau, seorang atlet terkenal yang pensiun dan kemudian hidup dengan pendapatan pas-pasan, menunjukkan mobilitas intragenerasi turun. Perjalanan hidup seseorang penuh dinamika, dan mobilitas intragenerasi menangkap cerita itu.
Mobilitas Sosial Struktural & Geografis
Selain lima jenis utama di atas, kita kenal juga jenis lainnya yang penting:Mobilitas Struktural
Perubahan status sosial yang terjadi bukan karena usaha individu, tapi karena perubahan besar dalam struktur masyarakat itu sendiri.
Contoh klasiknya adalah revolusi industri yang mengangkat status buruh pabrik dibanding petani, atau modernisasi yang menciptakan lapangan kerja baru di sektor jasa sehingga mengubah posisi banyak orang.
Perubahan teknologi atau kebijakan pemerintah (seperti program transmigrasi dulu) bisa menjadi pendorong utamanya.
Mobilitas Geografis (Spatial)
Ini erat kaitannya dengan perpindahan fisik. Mobilitas geografis mengacu pada perpindahan penduduk dari satu lokasi ke lokasi lain (misalnya, urbanisasi dari desa ke kota).
Umumnya, perpindahan ini menjadi jalan untuk mencapai mobilitas vertikal naik (misalnya, pindah ke kota untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik), meskipun tidak selalu langsung mengubah status sosial.
Kendati demikian , perpindahan ini sendiri adalah bentuk mobilitas yang signifikan dalam kehidupan seseorang.
Ikhtisar
Dengan mengenal lebih dari lima jenis-jenis mobilitas sosial ini – vertikal (naik dan turun), horizontal, antargenerasi, intragenerasi, ditambah struktural dan geografis – kita punya lensa yang lebih tajam untuk mengamati dinamika di sekitar kita.Setiap jenis menunjukkan bagaimana individu dan kelompok bergerak, beradaptasi, dan berusaha dalam struktur sosial yang ada.
Baik itu pendakian karir yang melelahkan (vertikal naik), peralihan pekerjaan yang halus (horizontal), cerita sukses anak yang melampaui orang tuanya (antargenerasi naik), atau gelombang besar urbanisasi (geografis), semuanya adalah bagian dari mozaik kompleks kehidupan sosial kita.
Memahaminya membantu kita tidak hanya membaca situasi, tapi juga lebih bijak menyikapi perubahan dan perbedaan status di masyarakat.